Ketika partikel-partikel kalimat tidak lagi bermakna di pendengarnya, barangkali akan bermakna di penglihatannya" -Riani'yaya'Kasih-
Jumat, 17 Februari 2012
Pekat (!)
...dan
malam ini tidak ada kalimat yang terlahir dari rahim kata. Bahkan
kupastikan ini sampai nanti, sampai pada pertemuan kita. Sebab terlalu
prematur jika kutulis di sini kekasih.
Seperti halnya malam, hatiku kian memekat lantaran detak jarum waktu.
Menunggu kamu dan sang cahaya pagi kembali. Kamu tetap kekasihku,
meskipun.
*padamu hati, aku tidak bermaksud memecahkan [sungguh].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar